funk

funk

GERBANG

..::WELCOME TO GUBUK EFANK SEMOGA BETAH DAN SELALU KECANDUAN DAN KEMBALI MENGKONSUMSI KARYA SAYA::..

asyik

Tuesday, August 26, 2014

TEKNIK DASAR PEMETAAN GOA

DASAR-DASAR MEMETAKAN GOA HORIZONTAL DAN VERTIKAL
Speleologi adalah ilmu yang mempelajari goa dan lingkungannya. Goa yang berarti lorongan beserta isinya, sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar goa atau dengan kata lain kawasan karst beserta kehidupan disekelilingnya. Penelusuran goa (caving) pertama kali berkaitan erat awal mula berkembangnya ilmu speleologi. Ada beberapa sejarah menyebutkan:
1670 – 1680 Baron John Valsavor dari Slovenia yang pertama kali melakukan deskripsi terhadap 70 gua dalam bentuk laporan ilmiah lengkap dengan komentar, peta, dan sketsa sebanyak 4 jilid dengan total mencapai 2800 halaman
1674 John Beamont seorang ahli Geologi amatir dari Somerset Inggris melakukan pencatatan laporan ilmiah penelusuran Gua sumuran (Potholing) yang pertama kali dan diakui oleh British Royal Society.
1818 Kaisar Habsburg Francis I menjadi orang yang pertama kali melakukan kegiatan wisata di dalam Gua yaitu saat mengunjungi Gua Adelsberg (sekarang Gua Pastonja di eks Yugoslavia)
Secara resmi Ilmu Speleologi lahir pada abad ke -19 berkat ketekunan Eduard Alfred Martel. Hingga kini Edward Alfred Martel disebut Bapak Speleologi Dunia
Dalam menelusuri goa seyogyanya seorang caver dapat mendata serta memetakan goa yang ia telusuri, baik goa vertikal maupun horizontal. Hal ini berguna untuk mendeskripsikan gambaran keadaan secara lebih faktual dan ilmiah, sehingga dapat ditarik kesimpulan secara global dan tepat untuk tujuan lainnya. Di Indonesia sendiri kegiatan speleologi masih terbilang jarang, oleh karenya masih banyak goa yang belum dipetakan. Pendataan dan pemetaan menjadi amat penting untuk menambah database informasi goa-goa di Indonesia.
Dalam memetakan goa (vertikal atau horizontal) terlebih dahulu diperlukan kemampuan dalam menelusuri goa. Untuk penelusuran goa vertikal agaknya lebih sulit karena harus menguasai teknik khusus, yaitu SRT (Single Rope Technicue). Namun untuk pemetaan goa vertikal sering kali lebih cepat  dan mudah dibandingkan goa horizontal. Banyak goa di Indonesia yang lorongnya vertical sekaligus horizontal
Gambar1. Teknik pemetaan goa vertical
Gambar2. Teknik pemetaan goa horizontal

ALAT-ALAT PEMETAAN GOA

1.       Klinometer                      : mengukur kemiringan medan
2.       Kompas bidik                  : mengukur arah
3.       Roll meter                         : mengukur jarak kikabatas (kiri, kanan, bawah, atas)
4.       Lembar worksheet         : mengisi data
5.       Lembar description       : menggambarkan sketsa goa
6.       Alat tulis                             : perangkat tulis
Klinometer bekerja seperti bandul yang menggantung kearah pusat gravitasi. Besar ukuran klino (“+” atau “–“) bergantung pada tinggi rendahnya sasaran yang diukur dari si penembak(pembaca klino).
Kompas bidik yang digunakan bisa kompas lensa prisma atau kompas flat namun saya menganjurkan untuk memakai kompas flat yang sekaligus terdapata Klinometernya. Seperti “Silva Compass Expedition 15 TDCL”yang telah dilengkapi dengan Klino dan cermin untuk memudahkan membaca klino ketika membidik objek atau targetman.
Roll meter yang dipakai berbahan flesibel (jangan memakai yg berpita seng). Bahan kedap air atau sejenisnya.


Lembar worksheet



Lembar description
Alat tulis yang dipakai adalah: pensil, karet penghapus, rautan, mistar, dan clipboard.
Catatan: semua perlengkapan berbahan kertas (lembar description dan worksheet sementara) diusahakan yang bahanKalkir, karena sifatnya yang tidak mudah rontok saat terkena air, hanya mengerut saja. Atau jika tidak ada bisa menggunakan kertas Kodak Tris


JOB DALAM MAPING
1.       Pembaca alat                     : membaca besar sudut kompas dan klinometer (penembak)
2.       Pencatat data                    : mencatat besar sudut yang diukur oleh pembaca alat
3.       Penggambar sket             : menggambar sketsa gua tampak depan (mulut goa, station, pitch, ornament, dll)
4.       Obyek tembak                  : orang yang dikenai sasaran untuk mendapatkan sudut kompas dan klino
5.       Pengukur jarak                 : mengukur ‘long tape’, dan ‘kikabatas’ goa dengan roll meter
6.       Pemimpin regu                 : orang yang memimpin jalannya maping, penentu titik station, pengambil keputusan, dll.
Catatan:
Pembaca alat dan pencatat data harus dekat atau bersebelahan, agar tidak terjadi miss comunication.
Pengukur jarak tidak mutlak ada, bisa dilakukan oleh anggota yang lain.
Long tape            : jarak antara pembaca alat (penembak) dengan targetman
Kikabatas             : jarak (kiri, kanan, bawah, atas) targetman dengan dinding goa
TAHAP-TAHAP DALAM MAPING
1.       Membagi job
Pembagian job disesuaikan potensi yang dimiliki masing-masing individu
2.       Kesepakatan pengukuran
Disepakati mana titik/bagian tubuh yang menjadi sasaran tembak oleh pembaca alat (biasanya dipakai sinar lampu headlamp), berapa sentimeter jarak antara headlamp(titik tembak) dengan tanah dalam posisi berdiri, jongkok, dan tengkurap.
3.       Menentukan starting point dan posisi tiap surveyor
Starting point atau titik awal yang digunakan biasanya mulut goa atau teras goa(daerah perpisahan antara batas gelap dan batas terang). Pada titik ini ditempatkan seorang penembak/pembaca alat ditemani oleh penggambar sket dan pencatat data. Targetman ditempatkan beberapa meter didepannya menuju ke dalam goa(diusahakan pada titik belokan, station, atau pitch). Anggota yang lain bersiap untuk mengganti peran targetman di plottingan ke dua. Sedangkan penggambar sket dan pencatat data selau menuju ketitik awal plottingan yang baru.
4.       Melakukan plottingan pertama
Penembak mengukur kompas dan klino yang diarahkan ke Targetman (sinar headlamp),. Pengukur jarak  mengukur longtape dan “kikabatas” goa dengan roll-meter. Pencatat data mencatat hasil pengukuran dari penembak dan anggota yang mengukur ‘kikabatas’. Penggambar sket mencitrakan gambaran dihadapannya ke media kertas dan menambahkan beberapa keterangan(jarak penembak dengan targetman, posisi penembak dengan kikabatas, ornament, dll).
5.       Melakukan plottingan kedua
Targetman pada plottingan pertama, berganti peran menjadi penembak di plottingan kedua, namun posisinya tetap dititik semula. Seseorang menjadi targetman baru yang ditempatkan beberapa meter kedalam goa dari sang penembak baru. Bisa diganti oleh penembak awal jika anggota sedikit/kurang (penembak dan targetman saling bergantian peran). Melakukan pengukuran dan pencatatan seperti pada plottingan pertama.
6.       Melakukan plottingan selanjutnya dan eksekusi
Plottingan selanjutnya dilakukan sampai batas akhir goa atau sesuai keinginan. Data yang diperoleh diperbaiki dan disalin ulang secara manual agar rapih. Hasil dari gambaran goa juga bisa diperoleh dari memasukan data ke beberapa software pemetaan dan grafik.


KRITERIA PENENTUAN STATION
1.       Terjadinya perubahan arah (gambar 1)
2.       Perubahan bentuk lorong (gambar 2)
3.       Maksimal pengukuran 30 meter (gambar 3)
4.       Terjadi perubahan bentuk elevasi ekstreem (gambar 4)
5.       Leader sudah tidak dapat terlihat oleh orang kedua (gambar 5)
6.       Terdapat ornament atau biota yang unik (gambar 6)


PENGOLAHAN DATA
Data yang telah diambil, kemudian diolah dengan menggunakan beberapa software grafis atau bisa juga secara manual. Kelemahan dari software grafis adalah tidak bisa menggambarkan secara detail struktur permukaan goa, ornament, dan lainnya.
Kelemahan dan kelebihan dari masing-masing cara pengolahan data:
Penggambaran
Software Grafis, dll
Manual
Detail struktur permukaan goa (ornament, dll)
-
v
Ketepatan merepresentasikan fitur titik
v
-
Kemampuan mengakomodasi perubahan gradual
-
v
Kemudahan dalam analisa
v
v





Daftar pustaka
Prihandoko, C. Antonius. Alat Peraga Matematika. Bab Trigonometri/ Klinometer.
Catatan pendidikan dasar dan lanjutan eksplorasi goa dan lingkungannya, HIKESPI 2007

Images from google etc.

Monday, August 25, 2014

Pantun Banjar

Pantun Banjar



Oleh : Arsyad Indradi

           Masyarakat Banjar tempo dulu (bahari) sangat gemar berpantun sampai sekarang ini. Yang lebih menggembirakan bukan saja orang – orang  tua tetapi juga kaula muda Tanah Banjar masih tetap menggemari pantun bahkan akan tetap melestarikannya.
Struktur pantun Banjar seperti halnya pantun Indonesia lama atau pantun Melayu yang bersetruktur : baris pertama dan kedua adalah sampiran, baris ketiga dan keempat adalah isi. Jumlah suku katanya baris pertama sama dengan baris ketiga dan baris kedua sama dengan baris keempat. Atau jika terjadi selisih suku katanya tidak lebih dari dua suku kata saja.  Atau dari baris pertama, kedua, ketiga dan keempat sama jumlah suku katanya. Rima persajakan pada pantun Banjar ada yang berima   (a),(b),(a),(b). dan ada pula yang berima (a),(a),(a),(a)
Terkadang pantun Banjar ada yang unik, mirip dengan syair yakni baris – barisnya hampir tidak dapat dibedakan sampiran dan isi dan rima sajaknya  (a),(a),(a),(a). Yang lebih unik lagi apabila pantun ini merupakan lirik dari lagu atau nyanyian yakni terjadi pengulangan baris sehingga menimbulkan bunyi dan irama yang harmonis.

Pantun Banjar ada lima ragam :

I. Ragam Pantun Banjar Biasa
    Seperti Pantun Agama, Pantun Adat Istiadat, Pantun Badatang, Baturai Pantun,   
    Panglipur, Papujian, Balolocoan, Marista, Pantun Insyaf,  Pantun Bacucupatian,  
    Pantun Urang Anum.
II. Ragam Pantun Banjar Pantun Tarasul
III. Ragam Pantun Banjar Sebagai Lirik Lagu atau Nyanyian
IV. Ragam Pantun Banjar Sebagai Pengiring Tarian
V. Ragam Pantun Wayahini

I. Ragam – Ragam Pantun Banjar Biasa

1. Pantun Agama
    Pantun agama ini merupakan pantun yang berisi tentang keagamaan (relegiusitas),  tuntunan bagaimana menjalankan syariat islam.

Luruk banyu ka dalam bulanai
Gasan mangurung si iwak patin
Islam nitu agama nang damai
Damai di lahir damai di batin

Bawalah paikat ka Birayang
Imbah nitu ka Palaihari
Wajib salat atawa sambahyang
Lima kali dalam sahari

Mun isuk mudik ka Kandangan
Batarus haja ka Mantimin
Kitap suci kitap Al Quran
Bacaan mulia urang muslimin

Daun pudak atawa pandan
Bawalah ka pasar ari Arba
Amun datang bulan Ramadan
Jangan tatinggal wajip puasa

Ada nasi ada jua bubur
Pilih makan handak nang mana
Imbah mati masuk ka kubur
Harta nang banyak kada dibawa

Kayu panjang di halaman
Lalu ditatak lawan parang
Parilaku urang baiman
Katuju manulungi urang

Tatak sabilah kayu birik
Bilahannya ditumbang talu
Wayah bamula gawi nang baik
Baca Bismillah badahulu

Anak saluang si anak sapat
Timbul tinggalam banyalam-nyalam
Amun kita hanyar badapat
Badahulu kita maucap salam

Ulin panjang gasan galagar
Ulin nang nipis diulah sirap
Maulah masjid manggawi langgar
Gawi sabumi mangumpul wakap

Banang bagalas dililit-lilit
Gasan talinya kalayangan
Wayah mandangar bang di masjid
Nitu wayahnya sambahyangan

Digaragaji kayu pang lanan
Papan nang kandal diulah tangga
Kada tamasuk urang baiman
Amun bahual lawan tatangga

Parak haja kampung Barikin
Wadah baulah haduk sasapu
Urang cacat pakir miskin
Bubuhannya nitu parlu dibantu

2. Pantun Adat Istiadat
    Pantun Adat Istiadat ini adalah ragam pantun yang membimbing atau berupa nasihat agar bertingkahlaku, sopan santun, berahlak yang baik terhadap orang tua, pada seseorang baik terhadap yang muda mau pun yang tua, juga dalam tatanan bermasyarakat.

Puhun gambir di dalam hutan
Andaknya di padang sabat
Amun bapandir lawan kuitan
Baucap nitu bagamat-gamat

Mambawa papan ka muhara
Papan handak diulah pasak
Parak hadapan urang tuha
Mun bajalan babungkuk awak

Banyak raragi lawan rarampah
Ada katumbar lawan jintan
Handak tulak ka luar rumah
Basujut cium tangan kuitan

Bungkah janar diulah japa
Dipirik-pirik di dalam cubik
Dikiau mama dikiau bapa
Lakasi manyahut baik-baik

Maharu baras dalam kuantan
Kuantan miris imbah disudir
Amun disuruh ulih kuitan
Lakas digawi jangan pangulir

Hundayang nyiur daunnya karing
Bilah lidinya dijarat-jarat
Kada baik mbaucap nyaring
Kaya urang kada baadat

Buah asam banyak guguran
Ada nang gugur ka sumur karing
Tuntung makan kakanyangan
Jangan mariga banyaring-nyaring

Jalan baimbai sambil batuntun
Lapah bajalan naik ka bica
Kada bulih manjajak watun
Kaina disariki ulih mintuha

Tukang titik si tukang sudir
Manyudir rinjing baluman tuntung
Rahatan makan banyak bapandir
Bisa nasi tamasuk kahidung

Buah rambai gugur ka tanah
Pucuk daunnya umpan bakantan
Basisiut malam dalam rumah
Nitu pamali mangiaw sitan

Tumat hantakan ka Banua Kupang
Singgah dahulu di Batali
Jangan makan piring batumpang
Ujar nini nitu pamali

Karas-karasnya wasi waja
Diulah lading diulah parang
Amunlah ari wayah sanja
Janganlah duduk di muha lawang

Tulak mamulut baduduaan
Imbah bulik di wayah sanja
Jangan bacakut papadaan
Hual sadikit baakuran haja

Dadaian kain paikat laki
Kain didadai nang bakurawang
Kada baik bahiri dangki
Pariksa haja diri saurang

Mayang pinang babungkus upih
Gasan dipakai bamandi-mandi
Wayah bapangkat wayah sugih
Baingat-ingatlah lawan diri

Maurak tikar di palatar
Tikar purun diulah lapik
Piragah harat piragah pintar
Nitu parigal nang kada baik

Kayu halaban diulah harang
Ditatak-tatak dipanggal dua
Jangan mancari kasalahan urang
Kasahan saurang ada haja

Tulak maunjun tulak mambanjur
Dapat kalabaw dapat hundang
Amunlah bajanji bujur-bujur
Janji nitu ibarat hutang

Tatak haur diulah bumbung
Hujung ditukup tarus dijarat
Kada bagus balaku sumbung
Parigal diri nang pina harat

Kumpai jariwit daunnya panjang
Makanannya si biri-biri
Amun bagana di kampung urang
Babisa-bisa mambawa diri

Daun kaladi tumbuh di pinggir
Di subalahnya tumbuh jaruju
Amun cakah harat bapandir
Banyak urang kada katuju

Kupasakan sabigi mangga
Mangga banyak dalam barunjung
Balaku baik lawan tatangga
Amun parlu kawa manulung

Kuning-kuning kambang angsana
Ditampur angin tarabangan
Makan pakai nang sadarhana
Jangan maungkai kasugihan

Buah nyiur sabigi dua
Banyunya manis nyaman dinginum
Hurmat lawan urang tuha
Sayang pulang lawan nang anum

Riang riut punduk di hutan
Kaguguran  buah timbatu
Irang irut muntung kuitan
Mamadahi anak minantu

Baras unus masak di panci
Jadi bubur banyak banyunya
Taingat hutang tahun tadi
Imbah katam mambayarinya

Putri ramaja anak babangsa
Anak babangsa tanah banyu
Rupa bungas babudi bahasa
Banyaklah urang nang katuju

3. Pantun Badatang (meminang)
    Pantun Badatang ini berisikan suatu tuntutan menagih janji berupa pinangan pria kepada pihak si perempuan. Kadang kala meminang ini terjadi berbalas pantun antara pihak pria dan pihak perempuannya.

Pihak pria :
Apa habar bayan manari
Katutut bajalan malam
Apa habar datang kamari
Manuntut janji samalam

Pihak perempuan :
Katutut burung katutut
Katutut basaung buntut
Lamun ada judu manuntut
Urang tuha bisa mamatut

Pihak pria   :
Rumah bahari baukir – ukir
Tangga ulinnya bapasang pasak
Sudah lawas kami pikir – pikir
Ditimbang – timbang sampai masak

Pihak perempuan :
Pucuk bubungan bapasang jamang
Jamang batatah di pambuung
Lawas dipikir lawas ditimbang
Talalu banyak hitung-mahitung

Pihak pria :
Anak tangganya pitung tantang
Sama balakang lawan hadapan
Niat hati handak badatang
Nang kaya apa sakira nyaman

Pihak perempuan :
Punduk di hutan hatap rumbiya
Gasan lantainya papan satampik
Sampian badatang kami tarima
Kadatangan sampian kada ditampik

Pihak pria :
Punduk di hilir punduk di hulu
Sama batawing papan kalipik
Amun damintu hitung dahulu
Ari nang baik bulan nang baik

Pihak perempuan :
Batang dadap batang maritam
Disitu ada sarang kalulut
Bulan di hadap imbah katam
Hidup duabelas bulan Mulut


4. Baturai Pantun
    Pantun ini adalah pantun bersahut – sahutan atau berbalas pantun. Setelah istirahat melakukan panen padi atau juga  kaula muda berkumpul – kumpul di rumah pengantin sebelum atau sesudah acara mempelai bersanding. Juga acara khusus baturai pantun disuatu tempat yang diselenggaran oleh panitia dalam rangka perayaan baik peringatan hari  besar nasional mau pun daerah.
Baturai pantun dilakukan baik sepasang atau berkelompok.

( Biasanya dimulai oleh seseorang dari penyelenggara )
Mamuai wanyi tangkainya runtun
Wanyi dipuai di atas gunung
Mari kita baturai pantun
Mahaur-haur hati nang bingung

I
Manutuk lasung balenggang
Mapa akal handak mangalangakan
Amun buruk tapih di pinggang
Siapa jua nang manggantiakan

II
Baras limbukut jangan ditumbuk
Baik ditampi buang dadaknya
Jangan takutan batapih buruk
Kena aku manggantiakannya

I
Limbukut asalnya baras
Hagan baulah cingkaruk batu
Mun ada nang marasa maras
Siapa jua manukarakan baju

II
Baras diayak dalam sarakai
Buang banihnya ka pipiringan 
Langkar banar batapih bahalai
Sarasuk wan baju sasirangan

I

Nyaman-nyamannya makan tiwadak
Kulit durian banyak durinya
Duduk basandar bahimpit awak
Sambil bapantun palipur lara

II
Tumit sandal sasain lisit
Banyak bajalan kunyuk-kunyuk
Mun basandar jangan bahimpit
Kada tahan ada nang mancucuk

I
Awak basandar batis bahunjur
Sambil mamakan sarikaya
Amun bapandir bujur – bujur
Jangan sambatan manyalaya

(A)
Mun mamatuk lakasi sisit
Iwaknya sapat saluang
Jangan pina sasirit-sirit
Mun handak batarus tarang

(B)
Sapat saluang di bawah batang
Di bawah batang takana jarat
Nang kaya apa batarus tarang
Amun muntung ngalih manyambat

(A)
Takana jarat tali paikat
Ganting di awak talulun-lulun
Mun ngalih muntung manyambat
Datang haja ka ruman ulun

(B)
Buah kastela barandak-randak
Masak sabigi dimakan musang
Babujuran marasa  handak
Tapi takutan ditimpas urang

(A)
Musang pandan makan tiwadak
Habis tiwadak lalu  kasturi
Amun bujur – bujur rasa handak
Biar lautan disubarangi

(B)
Makan tiwadak ambil mandainya
Mandai disanga di dalam rinjing
Hati sanang kada sakira
Mandangar ucapan si ading
(A)
Ayam putih tarbang ka jambu
Limbah ka jambu ka awan pulang
Kalu handak lawan badanku
Lakasi haja pian badatang

(B)
Pucuk waluh bacabang dua
Dilayapakan ka puhun jambu
Sudah judu kita badua
Ancap kita datang ka pangulu


5. Pantun Panglipur
    Pantun ini berisikan suatu ujaran menghibur seseorang yang sedang gundah gulana atau memberikan semangat dimana seseorang sedang berduka.

Beberapa Pantun Panglipur :

Itam-itam tampuk palawi
Kamuning luruh bunganya
Itam-itam lawan panggawi
Putih kuning apa gunanya

Anak lalat guring bagantung
Anak warik manyanyiakan
Biar jahat lamun bauntung
Rupa baik kahada dimakan

Anak lalat binatang rotan
Jalutung batang kuranji
Biar jahat badan babustan
Badan bauntung manjadi haji

6. Pantun Papujian
    Pantun ini berisikan pujian terhadap seseorang karena keelokan rupa atau baiknya tingkah laku.

Beberapan Pantun Papujian :

Pulau Alalak malang malintang
Wadah Diang-Galuh mancari undang
Mata galak nangkaya bintang
Saparti amas hanyar dituang

Pacak muha mambiji batang
Kuning nangkaya awan ditulis
Pinggang rengkeng sakacak malang
Dahi nangkaya bulan sahiris

Bibir nangkaya dalima marakah
Tangan lentek manjantur penah
Gulu langgak kaya minjangan bukah
Talinga nangkaya talepok di tanah

Rambut mamak mamanjang mekar
Tumit kaya bawang sasihung
Pacak bibir manggula sekar
Telor batis menelur burung

Pipi nangkaya pauh nang lunak
Jariji halus manyugi landak
Kuku panjangnya nangkaya unak
Batis nangkaya salungsung pudak

Maulah lunta banang dirajut
Banang sagulung nukar di pasar
Jantung mandibar takajut – kajut
Imbah malihat si galuh langkar

Mambasuh muha batampungas
Siram banyu jadi barasih
Malihat ading rupa nang bungas
Lamak sadang awak nang putih

Kandal kulitnya buah kaminting
Nang kaya apa mambalahnya
Hidung mancung rambut kariting
Siapa jua nang ampunnya

Anak sapat kuliang padi
Kuliang padi bawah jambatan
Anak siapa nang lalu tadi
Anak pahaji pangurihingan

Harum-harumnya kambang malati
Kambang campaka kananga dalam
Anak siapa batamu tadi
Lamah limambut mambari salam


7. Pantun Balolocoan
    Pantun Balolocoan adalah pantun berisikan kelucuan yang menjadikan tertawa.

Amas mirah intan sakerat
Kapal di laut gedung di darat
Mambuka pender pina harat
Tapih bakarut baju bajarat

Amas mirah intan sakindai
Apa diulah di dalam widai
Papenderan pina marudai
Wadai di piring maka am dahai

Amas mirah intan saupih
Patah halu mananggung nangka
Kahada tasusur pinggir tapih
Amun supan ulih rangka

Puhun ampalas di balukar
Guyang tungkat ka galagar
Alah supan asal tegar
Ngalih mambuang batu ka palatar

Burung barunak si burung palung
Dibarii makan dibarii nasi
Kuciak – kuciak maminta tulung
Sakalinya salawar tajarat mati

Tulak bakayuh ka Sungai Lulut
Singgah dahulu di Sungai Paring
Awak kurus karing lagi kuyut
Tanapi makannya talu piring

Manapas tapih tarus didadai
Baal sadikit takana ambun
Baancap-ancap mambibit wadai
Sakalinya tasuap sabun

Wadai dihiris dikarat-karat
Hirisannya rincung gagatas
Amun bapandir pina harat
Kupiah buruk kada batapas

Pisang talas tundunnya talu
Imbah masak dimakan warik
Wayah bahutang lamah gulu
Imbah ditagih manyanyarik

Di kanan gunung di kiwa gunung
Di bawahnya ada padang rumbiya
Bagasak – gasak turun sungsung
Sakalinya tapuruk baju mintuha

Duduk di ambin bapapandiran
Sambil bapandiran baruku - ruku
Kambing bukah saling lajuan
Imbah awaknya disimbur banyu

Anak hayam si anak piak
Tajajak sapi di tangah jalan
Kaya apa kada takuciak
Malihat burut saling ganalan

Hantu baranak duduk di lasung
Rambut baurai pina mahabang
Papar kuciak maminta tulung
Sakalinya burut takapit lawang

Di muha lawang duduk mancungkung
Sambil mamakan wadai gayam
Badimapa kada tahahalulung
Amun bisul dipatuk hayam

Bapupur – pupur bawadak-wadak
Imbahitu mamuruk sandal
Pura – pura kada pang handak
Sakalinya makan suap tapal

Dimapa kada mamuruk sandal
Lamun handak tulak ka pasar
Dimapa kada manyuap tapal
lamunnya parut liwar lapar
Piring malawin wadah gumbili
Si kai kilum kada bagigi
Nang sudah kawin bunuh yahudi
Namun nang balum garu sangkadi

Galam bakulit jangan dipahat
Tumbuh dikulilingi kaladi
Malam ini malam jumahat
Malam apdal mambunuh yahudi

Tulak ka pasar nukar durian
Sakalinya tatukar nang  buruk
Bini bulik  ka wadah kuitan
Amun lontong nya pina lintuk

Rambai padi rambai palembang
Masak sabigi dimakan musang
Maksud hati handak baelang
Sakalinya ditutupi lawang

Awak gatalan takana miang.
Pacul baju andak ka mija
Nyamannya julak guring talantang.
Pina mangaruh liwar nyaringnya


8. Pantun Marista
    Pantun ini berisikan gundah gulananya hati atau sesuatu yang membuat menjadi sedih dan duka. Demikian juga merasakan sudah garisan nasip.

Anak itik umanya angsa
Inya mancucur lumut di batu
Jangan ditilik urang babangsa
Tilik akan dagang piatu

Bajayau Sangiang Gantung
Katiganya Rantau Pemarasan
Hari layau badan tahantung
Tapisah rumah kalawasan

Tinggi gunung si Karamaian
Kulihat kapal jauh balabuh
Manangis badan kasunyian
Banyu mata tiada taduh

Bamamalaman manabang  paring
Kada tatabang  si haur gading
Bamamalaman  kada taguring
Kada tadapat lawan si ading

Sapu tangan babuncu ampat
Sabuncunya dimakan api
Luka di tangan kawa dibabat
Luka di hati hancur sakali

Tabang bamban jangan di parit
Mun di parit buang kasumur
Rindang dandam jangan diharit
Lamun diharit mambawa umur

Batang sulasih badahan talu
Patah sadahan ditampur angin
Lamunlah kasih lawan badanku
Jangan dikambar lawan nang lain

Batang sulasih batangnya licin
Sarang katutut di cabangnya
Jangan dikambar lawan nang lain
Kasian diriku hidup marista

Daun mingkudu luruh kabanyu
Tasanggaknya di pancung batang
Amun sudah suratan badanku
Marista diri kuharit sorang

Daun mingkudu gugur malintang
Gugur malintang lacit ka sanja
Tapiasat di banua urang
Dalas balangsar bulik kahada

Karamunting tumbuh di padang
Burung pipikau manyarangi
Raga badan kada manyandang
Rabah rampiuh basakit hati

Dodol Kandangan manis rasanya
Apam barabai balapis – lapis
Putus gandak apalah rasanya
Basangga wihang sambil manangis

Punai tarabang disangka burak
Burak batiti di atas batang
Napa hati kada manggurak
Lamun gandak diambil urang



9. Pantun Insyap
    Pantun ini berisikan seseorang yang telah menyadari kesalahannya selama ini. Ia akan memperbaiki kesalahan itu.

Tuan haji baju
babalah
Balinjang-linjang di luar kuta
Mangaji mamuji Allah
Sambahyang mambuang dusa

Buah manggis si pinggir sumur
Anak undang dicucur angsa
Duduk manangis di pinggir kubur
Taganang badan banyak badusa

Bayan tarabang ka kayu basar
Hinggap di jangking nang patah
Badan manyasal di padang Mahsar
Taganang dusa kepada Allah

10. Pantun Bacucupatian
      Pantun Bacucupatian adalah pantun tebak – tebakan atau bisa juga disebut pantun teka – teki.

Beberapa Pantun Bacucupatian :

Urak lampit tikarnya purun
Tikar diurak di lantai batu
Disambat naik tanapi turun
Ayu tangguh nangapa nitu

Ganal – ganalnya sarang wanyi
Sarang di dahan katapi suntul
Siapa sidin nang paling wani
Kapala urang rancak ditunjul

Baisukan tulak ka Rantau
Mambawa nasi talu bungkus
Halus – halusnya iwak kalatau
Iwak nangapa paling halus

Babarasih di tangah jalan
Buang ratik mambuang duri
Pasar nangapa sing ramian
Kapalanya nang dipukuli

Tapih hanyar tapih bakurung
Hujung atasnya bundal di dada
Sarang napa kaganaan burung
Tagalnya didiami urang


11. Pantun Urang Anum
      Pantun ini berisikan cinta kasih muda mudi.

Beberapa Pantun Urang Anum :

Ungut – ungut burung pialing
Ka Kandangan jalan ka Gambah
Ungut – ungut bapiragah garing
Karindangan supan bapadah

Cuka laang di dalam  cupak
Kulang kaling buah timbatu
Takurasam kurihing simpak
Handak bujang tapilih balu

Mun malala santan Birayang
Nyiur gading nyiur tundunan
Mun talihat si ading bujang
Liur baik liur baungan

Tiup api di gunung ledang
Habu-habunya kutampi jua
Niat hati salagi bujang
Balu-balunya kuhadang jua

Sudah tahu garubak lalu
Kanapa jua kada ka pinggir
Sudah tahu diriku balu
Kanapa jua kada papikir

Kambang laus batangkai dua
Luruh sakaki hanyut ka banyu
Kilir - kikiliran sibanyu mata
Sudah saminggu kada batamu

Jangan dilipat kain tilasan
Baluman karing dadai dahulu
Jangan diharit hati dandaman
Baluman sanang kada batamu

Bulan barakun bintang sahapat
Suluh di tangan kada baapi
Supan batakun handak badapat
Rindang pang dandam tabawa mimpi

Nyaman – nyamannya mamakan karak
Makan karak di pipiringan
Nyaman – nyamannya si ading parak
Kawa jua batitiringan

Ampar tikar di dalam jukung
Siapa jua marabahinya
Rambut ikal mamak di hujung
Siapa jua manampahinya

Putih kuning maambun pupur
Pupur bangkal si sari gading
Pina harum angin manampur
Kada lain awak si ading

Asam pauh dalima pauh
Rama – rama batali banang
Ading jauh kakanda jauh
Sama – sama pada mangganang

Rama – rama batali banang
Kutaliakan ka puhun kupang
Sama – sama kita mangganang
Mudahan kita batamu pulang

Tabang bamban kuricih – ricih
Imbah kuricih kubabat pulang
Hati dandam bamula ampih
Bawa badapat baumpat pulang

Apik-apik manyusun sirih
Ada tasusun nang balampirin
Apik-apik pian mamilih
Ada tapilih diriku miskin

Sudah tahu jambatan licin
Kanapang ading naik kurita
Sudah tahu diriku miskin
Kanapang ading manaruh cinta

Jaruju padang jumampai
Paikat laki dadaian kain
Lamun judu baluman sampai
Hakikat hati kada kalain

Jangan mangayuh maminggir-minggir
Kalu tarumpak batang kaladi
Jangan ikam manyindir-nyindir
Kalu sampak lading balati

Tamputuk hanyut ka pinggir
Ka pinggir di kayu tangi
Haram kutuk kada manyindir
Hadatnya di buku nyanyi

Jangan dilurut sicarmi kami
Carmi kami umpan ajaran
Jangan diturut nyanyi kami
Nyanyi kami hanyar lajaran

Sirih kuning larut salambar
Siapa jua ampun kinangan
Putih kuning di dalam gambar
Siapa jua ampun tunangan

Jaka tahu saluang mudik
Kutimbai si lunta jarang
Jaka tahu di ading mudik
Kuimbai jalan subarang

Biar laut bacabang dua
Kunyalami si jukung kuin
Biar maut mancabut nyawa
Kada kurela lamun kalain

Mapa akal handak malunta
Iwak tilan di pakajangan
Mapa akal handak malupa
Ilan-ilan nang kaganangan

Anak sapat maliang padi
Maliang padi bawah jambatan
Anak siapa nang lalu tadi
Mambuang limbai lambat-lambatan

Sungai tabuk banyunya dalam
Pacah buih di sungai asam
Rasa malibuk hati di dalam
Malihat ading batapih lasam

Manisan ditatak lima
Dibuat ka dalam lanjung
Hakunkah kujujur lima
Kuulahakan rumah banjung

Baik bunyinya burung katutut
Kada manyama turai kuriding
Lamah urat lamah lintuhut
Malihat ading nang takurihing

Maritam tampuknya manggis
Kamuning luruh bunganya
Biar hirang lamunnya manis
Putih kuning apa gunanya

Marimis di banyu dalam
Banyu dalam kacap-kapan
Manangis di tangah malam
Ading bungas jadi ingatan

Mahadang si buah manggis
Masak sabigi isi dalapan
Taungut rindu manangis
Hati nang rusak karindangan

Hari ka hari kalawan bulan
Kalawan tahun tasampuk jua
Amun diri sudah karindangan
Balisah guring apa ubatnya

Jangan diampar tikar di pasir
Kalu ampat buncunya takait
Janganlah ancap kalu manaksir
Kalu kantungnya kada baduit

Apalah habar bayan manari
Anak katutut bajalan malam
Apalah habar datang kamari
Manuntut janji samalam

Kapal api baroda dua
Siang malam kaluar kukus
Apalah janji kita badua
Janji samalam baluman putus

Ayam putih tarbang ka jambu
Limbah ka jambu ka awan pulang
Kalu handak lawan badanku
Lakasi haja pian badatang

Ujar habar banyak baiwak
Saikung-ikung kada mawadi
Ujar habar banyak nang handak
Saikung-ikung kada nang jadi

Jukung kuin si pacah rangat
Dibatak jangan di katuriman
Si ading kawin kada kutangat
Asal kaka jangan dilupaakan

Kalu pang mamilih dupa
Dupa damar kalunya lain
Kalu pang mamilih rupa
Rupa langkar hatinya lain

Kada tasalah mamilih damar
Asal damarnya kada babigi
Kada tasalah mamilih langkar
Asal langkarnya kada tabagi

Kalu sudah babanam damar
Jangan bamban tabawa-bawa
Kalu sudah dapat nang langkar
Jangan ading tasia-sia

Asah lading  kilir ka batu
Sajarilah jangan dibari luka
Mun tapisah lawan badanku
Saharilah jangan dibari lupa

Manangguk di sungai raya
Kumpai juluk nang kutataki
Dangar suara bunyinya iya
Jalan liuk nang kuhantasi

Barambai tabuk Barambai
Barait lawan Rantau Badauh
Mudik baimbai labuh baimbai
Jukung nang dua jangan bajauh

Sungai tabuk banyunya dalam
Kubibit cirat kuciukakan
Rasa malibuk hati di dalam
Kubibit surat kukirimakan

Sungai madang tabingnya tinggi
Kawa maundak si kalayangan
Maminta hadang tahun ini
Pahadangan mancariakan

Lok Buntar Kuliling Benteng
Sayat malati ka Banjarmasin
Tuhuk mamutar tuhuk mamusing
Rupanya sama panjalan lain

12. Pantun Kakanakan
       Pantun kakanakan ini berisikan dunia anak – anak. Seperti sedang bermain dan  bersenda gurau. Pantun yang merupakan bermain-main ini sering terdapat baris – baris yang unik. Keunikan ini di luar struktur yang pada umumnya. Disini terdapat persajakan dimana tersebar pada baris – barisnya.
Pantun merupakan dendang menidurkan anak sudah lazim digunakan oleh orang-orang tua.
Pantun kakanakan ini ada yang hanya terdiri dari dua baris.

Ampar – ampar pisang
Pisangku balum masak
Masak sabigi dihurung bari-bari
Manggalepak manggalepok
Patah kayu bengkok
Bengkok dimakan api
Apinya cangcurupan
Garitak disintak dahuluakan masak

Ampar – ampar pisang
Pisangku balum masak
Masak sabigi dihurung bari-bari
Manggalepak manggalepok
Patah kayu bengkok
Tanduk sapi kulibir bawang
Nang mana batis kutung dikitip bidawang

Cuk cuk bimbi
Bimbi tuan sarunai
Tacucuk takulibi
Muhanya kaya panai
( Sagincul liu liu, Sagincul liu liu )

Ungga - ungga apung
Apung sinali-nali
Talipat daun bakung
Raja punai raja wali

Jun – jun alai
Tapatuk burung di laut
Tatajun ka balai
Katulangan tulang walut

Sumangka masak mangkal
Dijajak linak-linak
Urang tuha kada baakal
Malawani kanak-kanak

Pangantin pangintut
Palapah rumbia
Nang bini takantut
Nang laki tabahira

Kastila buruk di dahan
Di dahan badaun dua
Kakanakan bahingusan
Minta buangi wan mamanya

Guring-guring anakku guring
Guring diakan dalam ayunan
Matanya kalat disuruh guring
Untung batuah lagi baiman

Guring-guring anakku guring
Guring badundang dalam pukungan
Mata bapajam sudahlah guring
Budi bauntung parajakian

Anak lalat guring bagantung
Anak pang wanyi manyanyiakan
Batahi lalat tanda bauntung
Budi nang baik kakasih tuhan

Daun paring batang pirawas
Daunnya maampat cabang salawi
Anakku guring sihat wan waras
Panjang umurnya hidup babakti

Rawa - rawa puhun manggis
Tatawa sambil manangis

Manggala gugur ka tahi
Bagaya jadi kalahi

Sisiuragung umpannya lalat
Mata mancurung halarnya tajarat

Sakit parut makan tapai
Sakit burut kana japai

Dul dul cak
Kapala gundul ditampar cacak

Halang manari di pucuk manggis
Umanya lari anaknya manangis

Mandur tali kawat
gawi mundur makan kuat

galuh kaciput tarung babanam
galuh takantut babau pakasam


II. Pantun Banjar : Pantun Tarasul (Surat Tarasul)

Sesungguhnya pantun itu sangat mengasyikkan. Apalagi pada zaman dahulu di masyarakat Banjar (Kalsel) pantun sangat digemari. Biasanya orang yangdianggap berbudi bahasa yang baik adalah mereka yang pandai berpantun. Tapi di zaman sekarang ini, zaman modern atau zaman globalisasi ini pantun sudah mulai terdesak. Orang sudah tidak ingat lagi bahkan tak pernah tahu terutama generasi muda Banjar apa yang dinamakan “pantun tarasul “.
                Pantun Tarasul “ adalah suatu bentuk surat berpantun yang berisikan cinta asmara. Seorang pemuda yang jatuh cinta kepada seorang pemudi, maka ia akan mengutarakan isi hatinya dalam lembaran kertas bertulis sebagai pengganti dirinya untuk disampaikan kepada sang pujaan. Kertas itu biasanya berupa kertas yang memanjang dari 1 meter sampai 2 meter. Sekeliling kertas itu dilukis dengan beraneka bunga. Setiap bunga punya makna tersendiri, seperti bunga melati artinya suci, mawar berarti cinta yang tak berhingga, cempaka artinya tanda penghormatan, kenanga artinya sama-sama cinta. Bunga “ kenanga “ ini adalah sebagai jawaban surat tarasul dari sang pemudi tanda penerimaan cintanya dan bila hatinya tak berkenan maka “ cempaka “lah jawabnya.
              
Pada bagian muka di atas surat tarasul ada lukisan seekor naga dan seekor ular lidi. Gambar ini merupakan simbol percintaan antara pemuda dan pemudi. Naga simbol pemuda dan ular lidi simbol pemudi.

Contoh pantun tarasul, seperti ini :

Dengan babal si hina tani
Datang ka arapan kumala ingsani
Tunduk menghadap junjungan yang gani
Seraya bermedah di bawah ini

Wahai kumala ratna cumarna
Muhun diampuni tani yang hina
Menguraikan warta sedikit rencana
Muga disudikan penarimaan yang sempurna

Budak tuanku tani yang papa
Hina dan miskin tiada serupa
Melarat ditampuh penyakit apa
Jantung bergoyang rasanya gempa

Itu penyakit awal mulanya
Masuk di mata menjadi bala
Hati dituju olehnya pula
Di jantung bermakam ia segala

Aduhai junjunganku mustika alam
Tiada tersendang rasanya di dalam
Roh melayang siang dan malam
Hati pun padih rasa di sulam

Roh melayang segenap tempat
Seputar negeri telah di sipat
Belum juga obat didapat
Menyambuhkan penyakit yang tida bersipat

Sudah cicip daerah diputar
Semakin sakit tubuh saputar
Sungsum darah habis badan gamatar
Jatuh terlantang tidur terlantar

Dengan tulung Allah nang asa
Barlakulah kudrat iradat nang kuasa
Bamimpilah hambamu tani di itu masa
Bajumpa saurang tuha dewasa

Urang tuha itu suatu pandita
Tarang wan tarus panjanakannya nyata
Sagra manarangkan kapada beta
Tabib yang ampuh putri sang nata

Moga-moga junjunganku putri
Tiadalah murka kiranya bestari
Bersipat murah rahman diberi
Kepada hambamu tani yang ngeri

Lamunlah tida kiranya tuan
Saurang putri nyata bangsawan
Hatinya murah lagi darmawan
Manulung hambanya tani kada karuan

Bukan kapalang basar harapnya
Akan mandapat obat nang dihajatnya
Manyambuhakan sakit panggoda jantungnya
Dari pada kumala putri itu adanya
Surat tarasul ini sebelum dikirim pada alamatnya terlebih dahulu di ukup dengan dupa kemenyan serta diberi harum-haruman berupa minyak wangi. Setelah itu digulung dan diikat dengan benang emas atau benang sutra.
Biasanya penulis ini memakai nama samaran, kecuali sipengantar surat yang akan memberitahukan nama aslinya kepada yang dituju. ***


III. Ragam Pantun Banjar Sebagai Lirik Lagu atau Nyanyian
      
Pantun Banjar sebagai hasil Sastra Banjar merupakan cermin masyarakat Banjar. Lirik- lirik yang tersusun dalam Pantun banjar tampak terlihat alam budaya masyarakat Banjar. Pantun Banjar masih bertahan hidup dalam masyarakat banjar terutama lirik pantun merupakan lirik lagu – lagu banjar .
Lirik – lirik pada Pantun Banjar sebagai Lirik lagu ada yang unik. Sebab ada suku kata yang tidak sama jumlah  pada baris – barisnya dan ada lirik atau barisnya yang diulang atau penggalan lirik merupakan pengulangan untuk mematut irama sehingga menimbulkan harmonisasi dalam jalinan lagu tersebut.

( Pada lagu Gandut Janiah )

Aku tahu si sarang warik  
Sarang warik di pinggir hutan
Aku tahu si urang sarik  
Urang sarik  baparangutan

Urang subarang manggangan kacang
Kami sini manggangan bigi
Urang subarang lantih puracang
Kami sini nang kada rigi

Tiup api di Gunung ledang 
Habu – habunya kutampi jua
Niat hati tumat dibujang
Balu – balunya kuhadang jua

Pananjak satu pananjak dua
Pananjak tiga kusandang jua
Baranak satu baranak dua
Baranak tiga kuhadang jua

***
Aku tahu si sarang warik 
( ai aku pang tahu si sarang warik )
Sarang warik ( sarang pang warik ) di pinggir hutan
Aku tahu si urang sarik  
( aku pang tahu si urang sarik )
Urang sarik  ( urang pang sarik ) baparangutan

Urang subarang manggangan kacang
( Urang subarang manggangan kacang)
Kami sini  ( kami pang sini ) manggangan bigi
Urang subarang lantih puracang
( Urang subarang lantih puracang )
Kami sini ( kami pang sini ) nang kada rigi

Tiup api di Gunung ledang  
( tiup pang api di gunung ledang )
Habu – habunya ( habu – habunya ) kutampi jua
Niat hati tumat dibujang
( niat hati tumat dibujang )
Balu – balunya ( balu – balunya ) kuhadang jua

Pananjak satu pananjak dua
( Pananjak satu pananjak dua )
Pananjak tiga ( pananjak tiga ) kusandang jua
Baranak satu baranak dua
( Baranak satu baranak dua )
Baranak tiga ( baranak tiga ) kuhadang jua

( Pada lagu Ayun apan )

Ayun apan anak undan kutinjak apan
Ayun salendang anak undan hanyut badiri
Apan apan anak undan ujarku apan
Urang bujang anak undan baranak tiri
(Ayun apan anak undan ayun apan anak undan)

Dua kali anak undan hujan di Gambah
Mahujuani anak undan anak papuyu
Dua kali anak undan mangiau asbah
Mangawinakan anak undan anak dahulu

Bagantung ngarannya kander
Pandan balipat dalam carana
Sudah untung kadengan takder
Manuntut janji asal mulanya

Ranap – ranapan kayu di Jawa
Disangka lurus jadi jarajak
Harap – harapan Gustiku nyawa
Disangka tulus lawan kahandak

( Pada Lagu Kuriding )

Dua kali kuriding patah
Sapatahnya di higa dinding
Dua kali kutanding sudah
Kahada manyama badan si ading

Telapak tali bandungan
Talimpai tali parahu
Baduduk diagungan
Rambut ikal mancacak bahu

Sasawi badaun lima
Salambarnya bakarang
Lamun mau dijujur lima
Asal jangan duduk di lawang

( Pada Lagu Amas Mirah )

Amas pang mirah kasuma dangding
Pudak malati campaka susun
Biar pang kawa dibawa guring
Kada pang nyaman di dalam dada

Amas pang mirah kasuma dangding
Pudak malati campaka susun
Kalulah rindang lawan si ading
Jauh sahari  rasa satahun

Amas pang mirah kasuma ingsun
Pudak malati kambang jaruju
Biar ditatah biar disusun
Kada manyama kasih dahulu

***
Amas pang mirah ( amas pang mirah ) kasuma dangding
Pudak malati ( pudak malati ) kambang angsana
Biar pang kawa ( biar pang kawa ) dibawa guring
Kada pang nyaman ( kada pang nyaman ) di dalam dada

Amas pang mirah ( amas pang mirah ) kasuma dangding
Pudak malati ( pudak malati ) campaka susun
Kalulah rindang ( kalulah rindang ) lawan si ading
Jauh sahari ( jauh sahari ) rasa satahun

Amas pang mirah ( amas pang mirah ) kasuma ingsun
Pudak malati ( pudak malati ) kambang jaruju
Biar ditatah ( biar ditatah ) biar disusun
Kada manyama ( kada manyama ) kasih dahulu

( Pada Lagu Di Banua Urang )

Matan ulin ka Palaihari
Liwat jalan ka Lianganggang
Nasip miskin nang ditangisi
Diri jauh di banua urang

Matan ulin ka Lianganggang
Manyusur simpang ka Bati-Bati
Diri jauh di banua urang
Garing siapa nang maubati

Matan Kandangan ka Gunung Madang
Banyak tumbuh puhun rumbiya
Apa untung diriku saurang
Kampung jauh bakula kada

Rami baradap urang bakayuh
Umbak mamacah sampung haluan
Ading jauh kakalah jauh
Diri manangis sama dandaman

Rumah batu balawang kaca
Sarai sarapun di tangah taman
Kampung jauh bakula kada
Tinggal kampung tinggal halaman

( Pada Lagu Ungga – Ungga Apung )

Kalangkala di Bati-Bati
Banyak urang mambawa rabung
Urang tuha baandi-andi
Andi-andi siungga apung

Banyak urang mambawa rabung
Nyaman banar kalu digangan
Andi-andi siungga apung
Mambisai si kakanakan

Jaruju kambang jaruju
Tamu-tamu parak parigi
Umai ading lakas maraju
Parajuan jauh rajaki

( Pada Lagu Karindangan )

Diapailah jua bambanku ini
Patahlah sabatang  ditiup angin
Diapailah jua badanku ini
Lawas kada datang rasa kapingin

Handak mandi katia dingin
Mandi di hulu diulak batu
Dimapa hati rasa kapingin
Malihat ading bisa bagincu

***
Diapailah jua  ( diapailah jua ) sayang
Bamban bambanku ini
Patah patahlah sabatang sayang
Ditiup ditiuplah angin
( Patah patahlah sabatang sayang
Ditiup ditiuplah angin )
Diapailah jua ( diapailah jua ) sayang
Badan badanku ini
Lamun lawas kada datang sayang
Hatilah rasa kapingin
( Lamun lawas kada datang sayang
Hatilah rasa kapingin )

Handak handaklah mandi (Handak handaklah mandi ) sayang
Katia-katia dingin
Mandi mandilah di hulu sayang
Diulak – ulaklah batu
( Mandi mandilah di hulu sayang
Diulak – ulaklah batu )
Dimapa-mapa hati (Dimapa-mapa hati ) sayang
Katia-katia kapingin
Malihat-lihatlah ading  sayang
Bisa-bisalah bagincu
(Malihat-lihatlah ading  sayang
Bisa-bisalah bagincu )

( Pada Lagu Dua )

Diapailah jua bambanku ini
Jakanyalah dirurut sibalah dua
Diapailah jua badan badanku ini
Jakanyalah diturut jadi manggila

Limau si limau purut labat sadahan
Ditampur ribut pagat uratnya
Hujan si hujan ribut dapat kutahan
Hatiku rindang apa obatnya

***
Diapailah jua
( diapailah jua ) sayang bamban bambanku ini
Jakanyalah dirurut sayang balahnya sibalah dua
Diapailah jua
( diapailah jua ) sayang badan badanku ini
Jakanyalah diturut sayang jadinyalah manggila

Limau si limau purut
( limau si limau purut ) sayang labatnya labat sadahan
Ditampurnyalah ribut sayang pagatlah pagat uratnya
Hujan si hujan ribut
( hujan si hujan ribut ) sayang dapatlah dapat kutahan
Hatiku rindang dandam sayang apalah apa obatnya

( Pada Lagu Mancari Si Jantung Hati )

Daun dadap gugurnya malintang
Basunting kambang malati
Bulan kadap basuluh bintang
Mancari si jantung hati

***
Aduhai sayang
Daun si daun dadap
daun dadap gugurnya malintang
( Daun si daun dadap
daun dadap gugurnya malintang )
Gugurnya malintang
basunting kambang malati
(Gugurnya malintang basunting kambang malati )
Aduhai sayang
Bulan si bulan kadap
bulan kadap basuluh bintang
(Bulan si bulan kadap
bulan kadap basuluh bintang )
Basuluhlah bintang
mancari si jantung hati
(Basuluhlah bintang mancari si jantung hati )

( Pada Lagu Burung Mantuk )

Kur sumangat si bintang timur
Katupat laki gayun-gayunan
Kur sumangat handak guring
Guring satumat igau-igauan

Apang ditumbuk apang ditampi
Baras di gudang dimakan hayam
Apang ditunggu apang dinanti
Hari nang sudah si jauh malam

Kalu uringin simadu raksa
Taguklah taguk burung di hutan
Kalu kapingin kurang pariksa
Buah nang mauk jangan dimakan

Kaitlah kait di kampung inan
Buahnya anggur tanggungan samut
Apiklah apik ading bajalan
Kalu tagugur siapang manyambut

***
Kur sumangat si bintang timur
(Kur sumangat si bintang timur )
Katupat laki gayun-gayunan
Ala si dandang burung mantuk
Kur sumangat handak guring
(Kur sumangat handak guring )
Guring satumat igau-igauan
Ala si dandang burung mantuk

Apang ditumbuk apang ditampi
(Apang ditumbuk apang ditampi )
Baras di gudang dimakan hayam
Ala si dandang burung mantuk
Apang ditunggu apang dinanti
(Apang ditunggu apang dinanti )
Hari nang sudah si jauh malam
Ala si dandang burung mantuk

Kalu uringin simadu raksa
(Kalu uringin simadu raksa )
Taguklah taguk burung di hutan
Ala si dandang burung mantuk
Kalu kapingin kurang pariksa
(Kalu kapingin kurang pariksa )
Buah nang mauk jangan dimakan
Ala si dandang burung mantuk

Kaitlah kait di kampung inan
(Kaitlah kait di kampung inan )
Buahnya anggur tanggungan samut
Ala si dandang burung mantuk
Apiklah apik ading bajalan
(Apiklah apik ading bajalan )
Kalu tagugur siapang manyambut
Ala si dandang burung mantuk


( Pada Lagu Awailu Lu Ila )

Tiwadak bajuran juran
Tabang lurus bakal panapih
Hati rusak babulan-bulan
Kada tulus kada baampih

Tabuk sumur di tanah liat
Banyunya kumandiakan
Ada umur ada wasiat
Handak jua dijuduakan

***
Tiwadak bajuran juran
(Tiwadak bajuran juran )
Tabang lurus bakal panapih
Awailu lu ila ila
Hati rusak babulan-bulan
( Hati rusak babulan-bulan )
Kada tulus kada baampih
Awailu lu ila ila

Tabuk sumur di tanah liat
(Tabuk sumur di tanah liat )
Banyunya kumandiakan
Awailu lu ila ila
Ada umur ada wasiat
( Ada umur ada wasiat )
Handak jua dijuduakan
Awailu lu ila ila

( Pada Lagu Dindang Digun )

Daun paring gugur tapulas
Kambang  jagung di sala banih
Anakku guring nang lawas
Hidup bauntung mudahan sugih

Anak hayam turun sawalas
Disambar halang saikung mati
Si galuh nang pintar guring lawas
Lamunnya ganal mambalas budi

***
Dindang digun baandai
Daun pang paring gugur tapulas, daun paring
Kambang pang jagung di sala banih di sala banih
Baandai
Anakku guring nang lawas, lawas guring
Hidup bauntung mudahan sugih, mudahan sugih
Baandai

Anak hayam turun sawalas, anak hayam
Disambar halang saikung mati saikung mati
Baandai
Si galuh kacil nang pintar, lawas guring
Lamunnya ganal mambalas budi mambalas budi
Baandai

( Pada LaguKursumangat )

Sumangat o raden ayu agung
Agung nang maampuni
Banyak minta ampun
Banyak lanya banyak minta ampun
Uma inang uma pangamban Nyai Randil nang basaruan
Rasa ada diundang ada lanya rasa ada disaru
Saikung ikung nang kada katinggalan
Saikung ikung kada kalumpanan
Disungsungiakan lawan kukus dupa
Disungsungiakan lawan kukus manyan

( Pada Lagu Girang Girang )

Jauh lanya jauh kapalku datang
Pasang bandira satangah tihang
Jauh lanya jauh diangku datang
Parutku lapar manjadi kanyang

Ka Sumanan ka Tabuniau
Buah kuranji batang pirawas
Rasan panat gulu maningau
Taganang janji nang sudah lawas

***
Jauh jauh lanya jauh kapalku datang aduh sayang
Pasang bandira pasang bandira satangah tihang
Jauh jauh lanya jauh diangku datang aduh sayang
Parut lapar parutku lapar manjadi kanyang

Ka Sumanan Tabuniau ka Tabuniau aduh sayang
Buah kuranji buah kuranji batang pirawas
Rasanya panat rasa panat gulu maningau aduh sayang
Taganang janji taganang janji nang sudah lawas

( Pada Lagu Mandung Mas Mirah )

Ayam walik jajar di watun
Baras kuning di dalam pati
Lamun bulik sangui pantun
Supaya sanang di dalam hati

Ayam walik jajar di watun
Asal jangan  pidara pati
Biarn jauh tapisah badan
Asal jangan jauh di hati

***
Ayam lanya walik sayang ayam lanya walik jajar di watun
Inandung ya mas mirah sayang
Baras kuning barasnya kuning di dalam pati
Sayang lamunnya bulik sangui pantun
Inandung ya mas mirah disayang
Supaya sanang sayang supaya sanang di dalam hati
Asal lanya jangan sayang asalnya pidara pati
Biarnya jauh tapisah badan
Inandung ya mas mirah sayang
Asalnya jangan sayang asalnya jangan jauh di hati

( Pada Lagu Dundang Sayang )

Jangan minjangan raja di alas
Bagalar patih Si Mangkubumi
Budinya tuan sudah dibalas
Nangkaya ambun gugur ka bumi

***
Jangan sayang kalu minjangan kalu minjangan raja di alas
Sidundang sayang
Sayang bagalar patih bagalar patih Si Mangkubumi
Budinya tuan sayang budinya tuan budinya tuan sudah dibalas
Sidundang sayang
Nangkaya ambun sayang
nangkaya ambun nangkaya ambun gugur ka bumi
Sidundang sayang

Pada Lagu Tarbang Burung

Burung barat  burung simbangan
Handak disaung  wali si rajawali
Injam dacing gasan timbangan
Gasan manimbang si jantung hati

***
Ai burunglah barat simbangan burung simbangan
burunglah barat simbangan
Hai burung simbangan
Hai handak disaung la wali ya si rajawali
Hai handak disaung la wali ya si rajawali
Injamlah dacing timbangan
Hai gasan timbangan urang nang dijaya
Injamlah dacing timbangan
Hai gasan timbangan
Hai gasan manimbanglah hati gusti si jantung hati
Hai gasan manimbanglah hati intan si jantung hati

( Pada Lagu Dua Marindu )

Bintang tujuh tatinggal anam
Karam di laut si majapahit
Garing tubuh maarit dandam
Barang kumakan barasa pahit

Baju cita salawarnya cita
Baju cita nang mumut
Mudahan nang bercinta
Malam siang tagarumut

Jikalah acih ka Surabaya
Singgah bagambar ka Banjarmasin
Kasihlah kasih di badan saya
Jangan dikambar lawan nang lain

***
Bintang tujuh tatinggal anam dingai nang bintang tujuh
Bintang tujuh tatinggal anam karam di laut nang hirang manis
Pahit si majapahit
Garing tubuh maarit dandamku nang garing tubuh
Garing tubuh maarit dandam barang kumakan nang hirang manis
Pahit barasa pahit

Cita baju cita salawarnya cita
Cita babaju cita baik tatukar nang hirang manis
Mumut cita nang mumut
Cinta malam barcinta siang lanya barcinta
Cinta malam barcinta, cinta mudahan nang hirang manis
Rumut nang tagarumut

Acih ka Surabaya jikalau lah ka Acih
Acih ka Surabaya singgah bagambar ini badanku
Masin ka Banjarmasin
Kasih di badan saya kupinta jangan jangan dikambar
Lain lawan nang lain

( Pada Lagu Ladon )

Bukannyalah ladon sambarang lanya ladon
Ini lanya ladon narginya Banjar
Bukannyalah lakon sambarang lanya lakon
Ini lanya lalakon baru dilajar

Bukan lanya abun sambarang lanya abun
Abunlah saya di nargi Banjar
Bukanlanya ladon sambarang lanya ladon
Ialah ladon nang akan ka luar

Kambang kalapa kambang kuini
Ialah kuini tangkalupanya
Urang barapa ja kami ini
Ialah ini akan rupanya

Tabu salah sarai sarapun
Pasmin mahkota raja mulia
Hamba tasalah harapkan ampun
Karasminlah kita bagi dunia

Kambang kuini takalupanya
Bunga simpur di pinggir kolam
Ialah ini kadar rupanya
Lagi diatur masuk ka dalam

Inilah ladon rupanya ladon
Bunga malati bapatah-patah
Inilah lakon rupanya lalakon
Lagi mananti titah parintah

( Pada Lagu Sipatul Golam )

Ya Ilahi ají jul gapur
Mudahan anakku jangan takabur
Dunia ahirat mandapat sukur
Ruhui rahayu sampai ka kubur

Ya Illahi haji jul Manan
Mudahan anakku akan baiman
Diganjar tuhan saribu rahman
Ingatlah tapsir hadis dan pirman

Ya Illahi malikul kudus
Mudahan anakku jalannya bagus
Barang maksud ihlas wan tulus
Barang digawi malainkan lulus

Ya Illahi malikul Jabar
Mudahan anakku mendapat sabar
Basa halus janganlah kasar
Hadis wan pirman jangan dilanggar

Ya Illahi malikul Ambia
Mudahan anakku batambah mulia
Diganjar tuhan rajaki inya
Lapas rancana bahaya dunia


( Pada Lagu Tinggiran / Gantug Bajut )

Bunga culan si mangurikit
Mangurikit mangambang galang
Parmisi jalan tandar sadikit
Kapada mantri nang jaga lawang

Antarigit si Antarigit
Antarigit di dada dulang
Jangan manapak jangan mangibit
Barapa sabar diri sorang

Sukur belah kubaji batang
Batang dibaji marimbun daun
Sukur Allah wanyiku datang
Wanyiku datang manyala tahun

Gantung bajut si gantung bajut
Gantungakan dari ambawang
Galuh putri bangun jangan takajut
Aku datang bukai lawang

Serapang dua serapang
Serapang gugur ka ulak
Tarabang Galuh lakas tarabang
Jangan ditunjul kaya ditulak

Ancak legal si ancak legal
Wadahnya mayang lawan timbatu
Nyamannya Galuh dalam melegai
Sampat baranak si baminantu

IV. Ragam Pantun Banjar Sebagai Pengiring Tarian
Lagu Pantun yang mengiringi tarian Banjar umumnya berupa Pantun Urang Anum yaitu pantun percintaan muda-mudi atau Pantun Nasib.
Beberapa lagu pantun Banjar sebagai pengiring tarian Banjar, antara lain :

Pada Tari Tirik kuala

Pucuk pisang daunnya layu
Kamana jua maambunakan
Kuhadang hadang  kadada lalu
Kamana jua manakunakan

Dua kali suling maniti
Manyurapat kambang durian
Dua kali guring tamimpi
Rasa badapat di paguringan

Dimapa akal manimbai lunta
Akarlah manggis bakulilingan
Dimapa akal handak malupa
Nang hirang manis bakurihingan

Dimapa akal manimbai lunta
Iwak pang  tilan di pakajangan
Dimapa akal  handak malupa
Imbah tailan nang kaganangan

***
Pucuk pisang  ( pucuk pisang ) daunnya layu ( daunnya layu )
Kamana jua ( kamana jua )  maambunakan
(Kamana jua maambunakan )
Kuhadang hadang ( kuhadang hadang) kadada lalu  (kadada lalu )
Kamana jua ( kamana jua ) manakunakan
( Kamana jua manakunakan )

Dua kali ( Dua kali ) suling maniti ( suling maniti )
Manyurapat si manyurapat kambang durian
( Simanyurapat kambang durian )
Dua kali ( Dua kali ) guring tamimpi ( guring tamimpi )
Rasa badapat ( rasa badapat ) di paguringan
(Rasa badapat di paguringan )

Dimapa akal  (Dimapa akal ) manimbai lunta (manimbai lunta )
Akarlah manggis  (Akarlah manggis ) bakulilingan
(Akarlah manggis bakulilingan )
Dimapa akal (Dimapa akal ) handak malupa (handak malupa )
Nang hirang manis (Nang hirang manis ) bakurihingan
( Nang hirang manis bakurihingan )

Dimapa akal ( dimapa akal ) manimbai lunta ( manimbai lunta )
Iwak pang  tilan ( iwak pang tilan ) di pakajangan
( Iwak pang tilan di pakajangan )
Dimapa akal ( dimapa akal ) handak malupa ( handak malupa )
Imbah tailan ( imbah tailan ) nang kaganangan
( Imbah tailan nang kaganangan )

Pada Tari Tirik Lalan

Jurang mana jurang baparit
Wayahini kandangan mayang
Urang mana datang kamari
Hatiku nang sakit talabih sanang

Sungai rutas jambatan rangka
Ditarusakan ka Margasari
Habar nang habar nangapa
Manis langkar datang kamari

Nyiur tindan kulapa lah tindan
Tindan lahakan di limau manis
Kupaluk mandam kucium mandam
Kutinggalahakan janganlah manangis

Radamlah radam ka Jawa lawas
Kuampar  tikar samalah  ratanya
Madamlah madam nang jangan lawas
Urang di rumah apalah  rasanya

***
Jurang mana kakaai jurang baparit
parit juranglah marakit wayahini kandangan mayang
( wayahini kadangan mayang )
Urang mana kakaai datang kamari
Mari hatiku nang sakit wayahini talabih sanang
( Wayahini talabih sanang )

Sungai rutas kakaai jambatan rangka
Rangka ditarusakan kakai ka Margasari
( Tarusakan kakaai ka Margasari )
Nangapa habar kakai nang manis langkar
Habar nang manis langkar kakaai datang kamari
( Nang manis langkar kakai datang kamari )

(Yulan lalalin, yulin lalalilan  )
Nyiurku lah tindan  ( Yulan yalalalin lalan lalilan yulan yalalin)
Kulapa  tindan, kulapa lah tindan
Tindan lahakan ( Yulan yalalalin lalan lalilan yulan yalalin)
Di limau manis, limaulah di limau manis
Kupaluk lah mandam ( Yulan yalalalin lalan lalilan yulan yalalin)
Kucium mandam, cium kuciumlah mandam
Kutinggalahakan ( Yulan yalalalin lalan lalilan yulan yalalin)
Janganlah manangis, manangis janganlah manangis

Radam lah radam( Yulan yalalalin lalan lalilan yulan yalalin)
Ka Jawa lawas, lawaslah  ka Jawa lawas
Kuampar lah tikar ( Yulan yalalalin lalan lalilan yulan yalalin)
Samalah ratanya, tatalah sama  ratanya
Madamlah madam ( Yulan yalalalin lalan lalilan yulan yalalin)
Nang jangan lawas, lawas nang jangan lawas
Urang nang di rumah (Yulan yalalalin lalan lalilan yulan yalalin)
Apalah rasanya, rasanya apalah  rasanya

Pada Tari Japin Kuala

Ampat lima kuriding patah
Patah sabilah  di higa lawang
Ampat lima kutanding sudah
Kada manyama nang baju habang

Sudah tahu jambatan rusak
Kanapa pian naik kurita
Sudah tahu diriku rusak
Kanapa pian jatuh cinta

Tiup api di gunung ledang
Habu-habunya kutampi jua
Niat hati tumat dibujang
Balu-balunya kuhadang jua

Ayam putih tarbang ka jambu
Limbah ka jambu ka awan pulang
Kalulah handak lawan badanku
Lakasi haja pian badatang

Pucuk waluh bacabang dua
Dilayapakan ka puhun jambu
Kalulah judu kita badua
Di bulan rajap  kita kawinan

***
Ampat pang lima ( Ampat pang lima ) kuriding patah
(Ampat pang lima ( Ampat pang lima ) kuriding patah )
Patah sabilah  di higa lawang (Patah sabilah  di higa lawang )
( lalalala lalalalala, lalalala lalalalala )
Ampat pang lima (Ampat pang lima ) kutanding sudah
Ampat pang lima (Ampat pang lima ) kutanding sudah
Kada manyama nang baju habang (Kada manyama nang baju habang
( lalalala lalalalala, lalalala lalalalala )

Sudah pang tahu (Sudah pang tahu ) jambatan rusak
( Sudah pang tahu (Sudah pang tahu ) jambatan rusak )
Kanapa pian naik kurita ( Kanapa pian naik sapida )
( lalalala lalalalala, lalalala lalalalala )
Sudah pang tahu (  Sudah pang tahu ) diriku rusak
(Sudah pang tahu (  Sudah pang tahu ) diriku rusak )
Kanapa pian nang jatuh cinta (Kanapa pian nang jatuh cinta )
( lalalala lalalalala, lalalala lalalalala )

Tiup pang api (  Tiup pang api ) di gunung ledang
(Tiup pang api (  Tiup pang api ) di gunung ledang )
Habu-habunya kutampi jua (Habu-habunya kutampi jua  )
( lalalala lalalalala, lalalala lalalalala )
Niat pang hati (Niat pang hati ) tumat dibujang
(Niat pang hati (Niat pang hati ) tumat dibujang )
Balu-balunya kuhadang jua (Balu-balunya kuhadang jua )
( lalalala lalalalala, lalalala lalalalala )

Ayam pang putih (  Ayam pang putih ) tarbang ka jambu
(Ayam pang putih (  Ayam pang putih ) tarbang ka jambu )
Limbah ka jambu ka awan pulang (Limbah ka jambu ka awan pulang )
( lalalala lalalalala, lalalala lalalalala )
Kalulah handak ( Kalulah handak ) lawan badanku
(Kalulah handak ( Kalulah handak ) lawan badanku
Lakasi haja pian badatang ( Lakasi haja pian badatang )
( lalalala lalalalala, lalalala lalalalala )

Pucuk pang waluh (  Pucuk pang waluh ) bacabang dua
( Pucuk pang waluh (  Pucuk pang waluh ) bacabang dua )
Dilayapakan ka puhun jambu ( Dilayapakan ka puhun jambu )
( lalalala lalalalala, lalalala lalalalala )
Kalulah judu ( Kalulah judu ) kita badua
(Kalulah judu ( Kalulah judu ) kita badua )
Di bulan rajap  kita kawinan (Di bulan rajap  kita kawinan )
( lalalala lalalalala, lalalala lalalalala )

Pada Tari Japin Sisit

Ka Sumanap ka Tabuniau
Ada kuranji batang pirawas
Rasa panat gulu mangiau
Inya bajanji nang kada lawas

Kariwaya barupa – rupa
Saputangan jatuh ka lumpur
Siang malam nang kada lupa
Lupa satumat sawaktu tidur

Manaik pinang si kandal kulit
Kalihatan kapal balabuh
Kaganangan timpu baulit
Banyu mata nang kada taduh

Pada Tari Ahui

Kucing balang mamakan tapai ala sayang
Mamakan tapai sing lanjungan
Banih bagayang minta dirapai ala sayang
Minta dirapai sampai tuntungan
( Hura ahui , ahui, hura ahui ahui )

Umai umai banyaknya wadi ala sayang
Limpah ruah andayang cundai
Umai umai banyaknya banih ala sayang
Limpah ruah maisi kindai
( Hura ahui , ahui, hura ahui ahui )

Caram caram kita mawanyi ala sayang
Wanyi dalam kayunya sintuk
Caram caram kita manyanyi ala sayang
Nyanyi manahan mata mangantuk
( Hura ahui , ahui, hura ahui ahui )

Bilatuk sang patuk-patuk ala sayang
Lalu mamatuk di kayu jabuk
Teh kupi samangkuk-mangkuk ala sayang
Makanannya si wadai untuk
( Hura ahui , ahui, hura ahui ahui )

Umai umai hibaknya rambai ala sayang
Rambai padi si rambai papan
Umai umai hibaknya kindai ala sayang
Karang dukuh limu lakatan
( Hura ahui , ahui, hura ahui ahui )

Sudah tahu jambatan lantur ala sayang
Imbah tahu tajaki tihang
Sudah sampai waktunya juhur ala sayang
Imbah sambahyang bagawi pulang
( Hura ahui , ahui, hura ahui ahui )

Alhamdulillah nyiur bakukur ala sayang
Urai banih lalu dijamur
Alhamdulillah kita basukur ala sayang
Huma jadi kampung makmur
( Hura ahui , ahui, hura ahui ahui )

V. Ragam Pantun Wayahini

Di dalam masyarakat sekarang ini terutama di kaula muda Tanah Banjar, pantun mendapat perkembangan berupa Pantun Modern, bahasa Banjarnya Pantun Wayahini.
Terkadang bahasanya terpengaruh bahasa gaul.
Iwak karing ditanggung kucing
Kucing disipak tapulanting
Biar ulun duitnya karing
Tapi ulun tatap i love u darling.
  
Mayang pinang taandak tinggi
Naik tangga  bapingkutan pagar
Kada gampang handak babini
Mun kadada duit 10 M paraya jar

Asam pauh delima pauh.
Buah kurma di dalam peti
Pian jauh ulun jua jauh
Ba SMS an ja satiap hari

Asam pauh delima pauh
Putik sirih gasan manginang
Ulun jauh pian pun jauh
Batalipunan ja kita barang

Anak ayam turun 10
Mati saikung tinggal 9
Biar haja kita sama pada jauh.
Asal kita batatalipunan

Buah kurma
Buah bawang
Imak disana
Auk mahadang

Asam pauh delima pauh.
Di kabun malambak waluh.
Mun pian jauh ulun jauh.
Jangan  pian  basalingkuh.

Gayung tumbus capat dìtambal.
Jangan dibuang ka dalam sungai
Amun ading bisa manyambal.
Ayu ja kubadatang sayangai

Amang Amat makan tiwadak_ Sabijinya gugur ka bawah_ Mun bujur dingai pian handak_ Kada usah supan yu ja bapadah

Nasi goreng nasi kabuli Iwaknya iwak papuyu Jangan kita talalu gengsi Kaina lambat payu..

Nyiur anum banyunya nyaman Dituangi sirup maginnya nyaman Kada masalah balu atau  parawan Nang utama sidin baisi iman

---------
Eloknya si bunga tanjung
Mekar di dalam taman
Eloknya budi bauntung
Pahlawan dalam kenangan

Serumpun Tanah Melayu
Pulau Pandan Angsana dua
Ikat simpul kita basatu
Nagri Banjar tanah pusaka

Tarabang burung si burung nuri
Tarabang malayang ka atas awan
Jabat tangan silatuurahmi
Kenangkan ingat lupakan jangan

Sungguh indah kambang cempaka
Dirangkai dalam jambangan
Sungguh indah budi bahasa
Tulisakan kesan untuk kenangan

Labat-labatnya sarumpun sarai
Harum kambangnya kada sakira
Adat pusaka kada dipakai
Rupa bungas apa gunanya

Ruas-ruas si batang buluh
Susunakan hagan titian
Bungas-bungas diang wan galuh
Siapa jua ampun pinangan

Tanam kambang dalam jambangan
Malarak kambangnya manawan hati
Anak babangsa contoh tauladan
Menuntut ilmu mambangun nagri

Lamun mandi banyu di sumur
Jangan lupakan bawa timbanya
Lastariakan adat laluhur
Bailmu tinggi sungguh baguna

Lambaran kartas jangan dicarik
Lipatakan balah katupat
Banyak urang pintar wan cardik
Tapi kada bamoral kada baadat

Duduk di kursi marangkai janji
Janji dirangkai tipu muslihat
Pamarintah nang lupa diri
Hidup rakyatnya jadi malarat

Banyak urang manjual rupa
Manis di bibir penderan licin
Pilihlah urang nang bijaksana
Urang nang patut jadi pamimpin

Jalannya manjadi lurus
Amun kapal ada nakhoda
Nagri manjadi bagus
Amun pamimpin bujur ahlinya

Samudra luas banyunya biru
Jauh balayar ka nagri cina
Kita bajuang bahu mambahu
Hagan mambangun nagri tarcinta

………

Rumah Banjar batawing papan
Lawangnya bapalang watun
Assalamulaikum kami ucapkan
Handak bamula marangkai pantun

Anak punai maurak alar
Bajalan bajingkit-jingkit
Umai-umai pangéntén Banjar
Basésérétan tangan bakait

Maracik pandan wan pudak
Lalu dihambur kapatataian
Urang malihat badaraw surak
Pangénténnya kasisipuan

Burung bilatuk duduk baréndéng
Baréndéng di kayu jati
Pangénténnya duduk basanding
Rupa bungas baik budi

Makan mangga buah kesturi
Maméncok asam balahan
Baik-baik mambawa diri
Hidup baiman mati baiman

Setanggi bunga kenanga
Harum baunya di tanah Banjar
Barupa bungas apalah artinya
Adat pusaka mun dilanggar

Baunya harum kambang melati
Kambang bogam kambang untaian
Sembah sujud sapuluh jari
Doa restu ulun harapkan

Ayu ja Ding lakasi luruh kalambu
Imbahitu bujurakan buncu-buncunya
Apik-apik  Dinglah mamacul baju
( ai napa garang Ka. Badidiam ja Dingai )
Kéna supan katahuan abah wan uma

Daun si daun dadap
Gugusnya ka atas watun
Ada salah ampun maap
Sampai disini untaian pantun

............................

SUMBER : http://pantun-banjar.blogspot.com/